Ephedrine
Ephedrine atau bentuk herbalnya ephedra alkaloids dari tanaman Ma Huang adalah suplemen yang telah dilarang. Awalnya herbal ini telah dipakai oleh ahli pengobatan tradisional China selama ribuan tahun untuk mengobati gangguan pernafasan. Namun efek penurunan lemaknya bila digabungkan dengan caffeine ternyata cukup baik dan termasuk cukup aman. Hanya saja konsumen terkadang menyalahgunakan suplemen ini hingga akhirnya jatuh beberapa korban jiwa, serta timbul berbagai efek samping yang muncul akibat penggunaan berlebihan. Secara obyektif, pemakaian suplemen ini termasuk aman apabila digunakan oleh individu yang sehat dan tidak melebihi dosis yang dianjurkan. Namun, kini baik pihak pemerintah maupun institusi olahraga telah melarang penggunaan ephedrine pada suplemen. Pemakaian ephedrine pada atlit pun telah dilarang.
Prohormon – Protestosteron – Prosteroid
Prohormon adalah suplemen yang pernah populer di awal tahun 2000-an hingga akhirnya dilarang penjualan dan penyebarannya di awal tahun 2005. Secara struktural prohormon adalah derivatif dari bahan baku steroids, di mana ia diproses dalam organ liver (hati) menjadi hormon testosteron. Beberapa prohormon yang terkenal adalah 19 Nor-Androstenedione, 19 Nor-Androstenediol, 4-Androstenedione, dan 4-Androstenediol. Para pemakai prohormon tersebut akan terdeteksi dalam tes doping dan dikenal sebagai steroids nandrolone.
Protestosteron dan prosteroid pada dasarnya adalah beberapa bentuk hormon testosteron yang telah dimodifikasi struktur kimiawinya sehingga memiliki efek aromatisasi yang lebih minim. Aromatisasi adalah proses berubahnya kelebihan testosteron dalam tubuh menjadi hormon estrogen. Aromatisasi adalah penyebab utama terbentuknya kelenjar payudara pada pria yang sering ditemukan pada remaja pria (saat produksi testosteron berlebih) maupun pada penyalahguna steroids.
Beberapa jenis protestosteron dan prosteroid yang terkenal adalah Methyl-1-Testosterone (atau lebih dikenal sebagai 1-Test) dan methyldienolone (Methyl-D). Keduanya juga telah diklasifikasikan sebagai steroids dan para pemiliknya akan terkena tuduhan yang sama beratnya dengan kepemilikan steroids maupun narkotika.
Untuk penyebaran di Amerika Serikat telah dihentikan. Bahkan lisensi untuk memproduksi prohormon, protestosteron dan prosteroid telah dicabut, sehingga tidak ada satupun pabrik di Amerika Serikat yang boleh memproduksi produk tersebut.
Namun masih ada beberapa yang masih tersedia di Indonesia karena para pengimpor berusaha menyimpan stok dalam jumlah banyak. Hal ini sangatlah merugikan dunia olahraga di Indonesia karena dampaknya pada atlit adalah mereka mengkonsumsi produk tersebut dengan asumsi produk tersebut adalah suplemen, sementara sebenarnya konsumsi (bahkan sekadar kepemilikan) produk tersebut sudah merupakan pelanggaran hukum. Bisa dipastikan produk prohormon, protestosteron dan prosteroid yang masih tersedia adalah hasil produksi tahun 2004 dan umumnya telah mendekati tanggal kadaluarsa. Potensi bahaya produk ilegal yang hampir kadaluarsa adalah terlalu besar untuk dipertaruhkan pada tubuh yang sehat. Hanya ada satu saran untuk para praktisi fitnes dan atlit, hindari produk-produk tersebut. |